Anak Adaptif Hadapi Perubahan: Ciptakan Anak Indonesia Sehat Jiwa dan Bahagia

Kegiatan edukasi menggunakan wellbeing curriculum Sehat Jiwa

Hari Anak Nasional, yang ditetapkan jatuh pada 23 Juli setiap tahunnya, merupakan momen untuk  penghargaan serta refleksi pemenuhan hak-hak anak Indonesia. Memperingati Hari Anak Nasional tahun 2023 ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak mengangkat tema ”Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dimana sub-tema yang diangkat seputar literasi digital pada anak, pengasuhan anak yang layak, serta pemenuhan hak anak tumbuh bebas dari kekerasan. Menarik untuk disorot, yaitu adanya ajakan anak menjadi agen perubahan dalam menyuarakan hak-haknya pada peringatan Hari Anak Nasional tahun ini, melalui tagar #BeraniKarenaPeduli. Bagaimana kita dapat menciptakan anak yang dapat menjadi motor penggerak menciptakan anak Indonesia terlindungi dan maju?

Menurut Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (2022), 15,5 juta (34,9 persen) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5 persen) remaja mengalami gangguan mental. Dari jumlah itu, baru 2,6 persen yang mengakses layanan konseling, baik emosi maupun perilaku. DKI Jakarta merupakan daerah dengan tingkat permasalahan kesehatan jiwa di atas rata-rata nasional (Data Riskesdas, 2018). Data ini menjadi penting karena menurut World Health Organization (WHO) kesehatan mental yang buruk  pada anak dan remaja memiliki efek yang signifikan terhadap perkembangan remaja, peran sosial, bahaya penggunaan zat berisiko, kehamilan dini, dan ketidakterikatan dengan sekolah (dalam Willenberg 2020). Kesehatan mental anak dan remaja juga memprediksi kesehatan mereka semasa dewasa di masa depan, dan kesehatan generasi berikutnya (Patton et al., 2018). Terlepas dari pentingnya dan tingginya risiko masalah yang mungkin muncul karena kesehatan mental remaja, investasi dan program promosi dan pencegahan terkait hal ini masih sangat minim dilakukan dan diperhatikan.

Salah satu contoh usaha promosi dan pencegahan terkait kesehatan jiwa anak dan remaja adalah edukasi kesehatan jiwa dengan metode dan bahasa yang mudah dipahami oleh anak dan remaja yang dilakukan Sehat Jiwa (@sehatjiwa.id) pada Sabtu, 22 Juli 2023. Bersama 20 siswa usia SMP Sekolah Rakyat Ancol, Sehat Jiwa melakukan diskusi dan beraktivitas di kelas interaktif “Remaja Adaptif, Hadapi Perubahan!” membahas apa saja perubahan yang mereka alami di hidup mereka dan bagaimana mereka menghadapi perubahan tersebut. Bahasan yang sederhana, namun ternyata membantu memberikan ruang bagi anak-anak peserta kegiatan untuk mengeksplorasi beragam perubahan yang telah mereka alami di hidup dan kemampuan mereka yang luar biasa dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut.

Sebut saja Jo, salah satu peserta kegiatan dari Sekolah Rakyat Ancol. Anak laki-laki berusia belasan tahun yang sedang menempuh pendidikan SMP ini bercerita pada kelompok kegiatannya bagaimana ia sedang berusaha mengubah perilaku agresif dan emosi marah yang kerap ia rasakan selama beberapa tahun terakhir. Jo mengakui perilakunya dapat menimbulkan masalah baginya dan orang-orang terdekat bila dibiarkan berlanjut, karena itu ia secara sadar berusaha mengubah dirinya menjadi lebih baik lagi. Jo menjadi perwakilan kelompoknya dalam mempresentasikan cara-cara sehat menghadapi perubahan hasil diskusi kelompok.

Kegiatan yang dilakukan Sehat Jiwa bersama Sekolah Rakyat Ancol merupakan contoh sederhana pentingnya program promosi dan pencegahan kesehatan jiwa bagi anak dan remaja Indonesia. Sama seperti edukasi masyarakat untuk mencegah penyakit fisik sejak dini, edukasi terkait kesehatan jiwa terhadap anak dan remaja dapat membekali mereka dengan kemampuan mengatasi berbagai permasalahan diri dan sosial yang akan mereka temui di masa depan. Sebuah persiapan untuk generasi masa depan yang lebih baik. Generasi muda yang tidak hanya memiliki kesadaran akan diri sendiri, tetapi juga kesadaran terhadap masyarakat di sekitarnya.

Sumber:
Patton, G., Olsson, C., Skirbekk, V. et al. Adolescence and the next generation. Nature 554, 458–466 (2018). https://doi.org/10.1038/nature25759

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses Juli 2023.

Willenberg, Lisa, Wulan, Nisaa, Medise, Bernie E., Devaera, Yoga, Riyanti, Aida, Ansariadi, Ansariadi, Wiguna, Tjhin et al. “Understanding mental health and its determinants from the perspective of adolescents: A qualitative study across diverse social settings in Indonesia.” Asian Journal of Psychiatry 52, (2020): 102148. Accessed March 27, 2023. https://doi.org/10.1016/j.ajp.2020.102148.