Photo by: unsplash.com/giulia_bertelli
Bersama dengan diri sendiri adalah perjalanan sehidup semati. Diri sendiri adalah orang yang menemani kita menghadapi beragam wajah dunia. Dengannya kita mengalami apa yang dinamakan jatuh dan bangkit. Bersamanya kita berbagi rasa sedih, kecewa, dan juga bersuka cita.
Dalam hidup, kita seringkali berupaya untuk menjadi teman baik bagi orang lain. Ketika kita melihat seorang sahabat mengalami kesulitan, kita akan mencoba berempati atau memberikan dukungan moral demi menguatkan hati mereka.
Namun, bagaimana sikap kita selama ini kepada diri sendiri? Ketika kegagalan menghampiri, alih-alih membantu diri sendiri untuk kembali berdiri, kita justru semakin menjatuhkan diri sendiri lebih dalam lagi. Pada akhirnya, kita adalah orang yang paling keras merendahkan, mengkritik, dan menyalahkan diri sendiri.
Yakinkah kita akan melakukan hal-hal demikian sepanjang hidup? Lalu, apa ya yang bisa dilakukan untuk mulai berbuat baik terhadap diri sendiri?
Yuk simak penjelasan berikut!
Terima kekurangan diri
Mana yang terasa lebih mudah bagimu, memaklumi kekurangan orang lain atau diri sendiri? Jika kamu merasa bisa menerima kekurangan orang lain, maka bukankah sudah semestinya hal tersebut juga bisa berlaku bagi dirimu? Menerima kekurangan diri dapat dimulai dengan mengenali apa aspek diri yang masih perlu dikembangkan.
Kamu bisa menulisnya di secarik kertas dan pikirkan kekurangan mana yang menjadi kendalamu untuk berkembang. Coba beri waktu kepada dirimu sendiri untuk berdamai dengan kekuranganmu. Ketika kamu sudah mampu menerimanya, kamu bisa menyusun strategi apa yang mungkin dilakukan untuk memperbaiki hal tersebut.
Stop membandingkan diri dengan orang lain!
Siapa yang sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain? Nyatanya, membandingkan diri sendiri dengan orang lain tidak akan ada habisnya. Selalu ada mereka yang terlihat lebih cantik, lebih tampan, lebih pintar, lebih berpengalaman, dan lain-lain. Ketika kamu terus-menerus menilai bahwa dirimu tidak lebih baik dari orang lain, kamu akan kehilangan kepercayaan diri dan melupakan kekuatan yang sebenarnya kamu miliki.
Daripada terus menerus membandingkan diri sendiri dengan orang lain, lebih baik kamu fokus pada pencapaian dan aspek positif dari dirimu. Kamu bisa mengingat-ingat hal apa yang sudah baik pada dirimu selama ini. Jika merasa kesulitan, kamu bisa menanyakan kepada seorang teman kira-kira kelebihan apa yang mereka lihat darimu. Misalnya dengan bertanya, “Apa kekuatan diriku yang tampak di matamu?” atau “Apa yang membuatmu masih bertahan untuk menjadi temanku?”
Biarkan dirimu merasakan emosi negatif
Ketika peristiwa hidup membawamu kepada emosi negatif, mungkin kamu sering memaksa dirimu agar tidak merasa sedih, kecewa, ataupun marah. Kamu berpikir bahwa menangis merupakan tanda kelemahan. Kamu merasa bahwa emosi kecewa dan marah akan membuatmu dipandang buruk oleh orang lain. Pada akhirnya, kamu justru menekan perasaan itu dan berusaha melupakannya.
Eits, kamu perlu sadar bahwa membiarkan dirimu merasakan emosi negatif itu bukan berarti kamu lemah atau buruk, lho. Layaknya bom waktu, perasaan yang terus ditekan bisa menghantuimu dan meledak kapanpun. Maka, jika kamu merasa sedih, marah, atau kecewa, biarkan perasaan itu datang menghampirimu sebagaimana kamu membiarkan emosi positif hadir. Kamu perlu ingat bahwa perasaan-perasaan itu lah yang menandakan bahwa kamu hidup sebagai seorang manusia.
Fokus pada apa yang sedang kamu hadapi saat ini
Mencemaskan hal yang belum tentu terjadi mungkin sering membuatmu merasa gelisah. Ketika akan menghadapi ujian, atau saat akan menghadapi jadwal wawancara penting, kamu mungkin memberatkan isi kepalamu dengan skenario-skenario buruk. “Bagaimana jika aku gagal?” atau “bagaimana jika aku memalukan diriku sendiri?” dan pikiran negatif lainnya bisa saja menguasai dirimu dan membuatmu meragukan diri sendiri.
Daripada memikirkan hal-hal yang belum pasti, ada baiknya kamu memfokuskan perhatian pada apa yang kamu alami saat ini. Misalnya, kamu bisa bertanya kepada diri sendiri, apa yang sedang kamu pikirkan sekarang? Perasaan apa yang menyelimutimu saat ini? Kamu juga bisa mencoba untuk memperhatikan lingkungan sekitar dengan memanfaatkan alat indramu. Contohnya dengan menyebutkan barang-barang yang kamu lihat, atau fokus mendengarkan suara yang ada di ruangan. Dengan begitu, kamu menjadi lebih peka terhadap apa yang terjadi saat ini.
Nah, itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mulai berbuat baik kepada dirimu sendiri. Bagi sebagian dari kita, hal tersebut mungkin terasa sulit, tapi…enggak berarti mustahil untuk dilakukan yaa. Sebab bersama dengan diri sendiri adalah perjalanan seumur hidup, maka kita selalu punya kesempatan untuk belajar memperlakukan diri sendiri dengan lebih baik setiap harinya, bukan? 😊
Penulis: Elyska Imardini
Referensi
Harris, R. (2019). Simple Steps to Self-Compassion. Thehappinesstrap.com. Retrieved from http://thehappinesstrap.com/wp-content/uploads/2019/08/Simple-Steps-to-Self-Compassion-by-Dr.-Russ-Harris-2.pdf.
Neff, K. (2015). Self-compassion: The proven power of being kind to yourself. New York, NY: William Morrow.