Belajar Parenting untuk Persiapan Masa Depan

Photo by Shirota Yuri on Unsplash

Kawan Sejiwa masih ingat nggak sih, sewaktu SMA dulu selalu belajar mati-matian untuk persiapan ujian? Atau rela ikut kursus dan tes bahasa asing dengan biaya mahal untuk persiapan kuliah dan karir? Dan lagi-lagi, kita masih tetap harus meng-upgrade skill dengan ikut training di tempat kerja agar lebih kompeten dan ahli dalam pekerjaan kita.

Berdasarkan hal tersebut, ternyata kita sudah bisa menyadari pentingnya melakukan persiapan sebagai cara memantaskan diri untuk masa depan. Sayangnya, tidak untuk hal-hal terkait parenting. Penelitian Dr.Jilly John pada tahun 2020 menunjukkan hasil bahwa sebagian besar orang tua tidak memiliki orientasi atau pelatihan dalam mempersiapkan kehidupan pernikahan atau tanggung jawab sebagai orang tua. Wah kok bisa gitu ya? Ternyata ada persepsi bahwa seorang ibu dan ayah hanya perlu mengandalkan instingnya saja karena pasti akan mengetahui secara spontan mengenai cara-cara pengasuhan anak.

Jadi, Apa Arti Parenting?

Berdasarkan Cambridge English Dictionary, parenting adalah membesarkan anak-anak dan semua tanggung jawab dan kegiatan yang terlibat di dalamnya. Selain itu, American Psychological Association juga menjelaskan bahwa ada tiga tujuan utama mengasuh anak, yaitu:

  • Memastikan kesehatan dan keselamatan anak-anak;
  • Mempersiapkan anak-anak untuk hidup sebagai orang dewasa yang produktif;
  • Mengajarkan nilai-nilai yang selaras dengan prinsip hidup orang tuanya.

Alasan Mengapa Kita Harus Belajar Parenting

1. Keluarga adalah Pondasi Utama dari Masyarakat

Ketika berbicara tentang pengasuhan anak, secara tidak langsung akan terkait pula dengan keluarga. Para orang tua dan caregiver berperan penting dalam membantu mengembangkan kompetensi emosional, sosial dan kognitif anak-anak. Anak-anak kemudian perlu diasuh dan dibimbing untuk menjadi pribadi yang bersosial dan bermanfaat di lingkungannya untuk masa depan.

2. Keluarga Juga Dapat Menjadi Sumber Konflik

Walaupun fungsi keluarga adalah memberikan kenyamanan dan dukungan emosional kepada anggotanya, tetapi ada pula keluarga yang justru melakukan hal sebaliknya. Hal ini dapat menyebabkan anggotanya melakukan kekerasan, argumen, dan berbagai bentuk konflik lainnya. Maka dari itu, peran ilmu parenting akan berguna untuk mencegah hal tersebut terjadi.

3. Untuk Meningkatkan Pemberdayaan dan Kompetensi Orang Tua

Penelitian di Kanada menunjukkan hasil bahwa pada sebelum kelahiran anak pertama, terdapat 44% dari orang tua merasa cukup siap untuk menjadi orang tua. Namun setelah anak mereka lahir, hanya 18% yang melaporkan merasa percaya diri sebagai orang tua. Salah satu penyebab penurunan rasa percaya diri ini adalah kurangnya ilmu dalam mengasuh anak. Untuk mencegah terjadinya hal ini dan hal-hal negatif lainnya di kemudian hari, alangkah baiknya kita mulai belajar secara bertahap tentang cara mengasuh anak.

4. Untuk Menjaga Kualitas Interaksi Antara Orang Tua dan Anak

Pendidikan parenting dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi antara orang tua dan anak. Dan menghasilkan pemahaman yang lebih baik secara keseluruhan pada anggota keluarga.

5. Meningkatkan Kesehatan Mental Orang Tua dan Anak

Anak-anak dari orang tua yang telah belajar tentang parenting sering menunjukkan peningkatan perilaku prososial mereka (seperti empati dan membantu orang lain) dan penurunan perilaku eksternalisasi negatif (seperti agresi, kenakalan, hiperaktif). Kemudian, para orang tua juga dapat mengalami perbaikan jangka pendek dalam kesehatan mental mereka, yaitu penurunan depresi, kecemasan, kemarahan, rasa bersalah, dan stres.

Siapa Saja yang Perlu Belajar Parenting?

Ternyata bukan hanya parent-to-be dan para caregiver saja lho yang perlu belajar cara mengasuh anak. Seperti kata pepatah Afrika yang sering kita dengar, “it takes a village to raise a child“, parenting juga perlu dipelajari oleh banyak pihak, diantaranya adalah:

  • Orang yang berencana untuk memiliki anak di masa depan;
  • Orang dengan profesi yang berhubungan dengan anak-anak (guru, dokter, perawat dan tenaga medis lainnya, psikolog anak, dsb);
  • Orang yang akan atau telah memiliki keponakan.

Kalaupun kita bukan termasuk orang-orang tersebut, tapi tidak ada salahnya kan untuk belajar hal baru? Dengan begitu, Kawan Sejiwa bisa menggunakan kesempatan ini untuk mempelajari kiat dan strategi baru untuk berinteraksi dengan anak-anak dan menikmati kebersamaan dengan mereka.

5 Langkah Memulai Belajar Parenting

1. Kenali dan Perbaiki Diri

Siapa lagi yang benar-benar kenal dengan diri ini selain kita sendiri? Jangan lelah untuk memperbaiki kekurangan diri dan mempelajari hal yang baru. Coba lihat kembali dan renungkan berbagai hal yang telah terjadi di masa kita kecil dulu sampai masa sekarang. Berdasarkan pengalaman tersebut, kira-kira kita ingin menjadi orang tua yang seperti apa? Nilai-nilai apa yang ingin kita ajarkan kepada anak kita? Lingkungan seperti apa yang ingin kita bangun sebagai tempat tumbuh kembangnya anak kita?

2. Ciptakan Rutinitas yang Baik

Kalau kita masih sering keteteran dengan urusan pekerjaan rumah itu artinya time management kita harus segera diperbaiki. Cobalah untuk lebih disiplin dalam membuat rutinitas yang baik. Selalu utamakan gaya hidup yang sehat dan lengkapi dengan pola makan yang baik. Setelah membangun dan menjaga rutinitas tersebut, kita dapat menyelesaikan semua pekerjaan. Sehingga permasalahan sehari-hari pun juga bisa teratasi dengan baik. Hal ini akan sangat membantu untuk menyesuaikan diri di saat memiliki anak nanti.

3. Cari Stress Management yang Sesuai dengan Diri Kita

Untuk para parent-to-be atau yang ingin berencana memiliki anak di masa depan, mengasuh anak dapat menjadi tantangan tersendiri. Menjadi orang tua berarti menyesuaikan diri dengan banyak perubahan dalam hidup. Proses adaptasi psikologis ini dapat memberikan tekanan pada kesehatan fisik dan mental seseorang serta pada hubungan terhadap pasangan dan orang sekitar. Oleh karena itu, jangan lelah untuk mencari tahu cara mengatasi stres yang cocok untuk diri kita

4. Cari Informasi dari Sumber yang Terpercaya dan Berpengalaman

Pada masa seperti ini, ada banyak sekali sumber informasi. Mulai dari sumber yang tersedia secara online melalui video, situs web berbasis penelitian, podcast, blog, dan buku-buku. Maka dari itu, jangan lupa periksa sumber dari informasi yang kita dapatkan untuk memastikan bahwa informasinya berasal dari penelitian atau pengalaman para ahli dengan reputasi yang baik. Selain itu, kita juga bisa meminta masukan dari orang terdekat kita seperti orang tua, keluarga, kerabat dan bahkan dari teman-teman kita yang sudah memiliki pengalaman dalam mengasuh anak.

5. Biasakan Diri dengan Kehadiran Anak-Anak

Siapa yang suka menghindar setiap ada anak-anak? Memang ada beberapa sikap dan kondisi anak-anak yang membuat kita merasa tidak nyaman dan terganggu ya. Namun, untuk bisa lebih mudah mempelajari parenting, sebaiknya kita perlu membiasakan diri dengan kehadiran mereka. Dengan begitu, kita bisa lebih mudah memahami anak-anak dan bisa mencoba mempraktekkan ilmu yang sudah kita pelajari sebelumnya.

Wah, berarti harus mulai mencicil belajar parenting nih! Karena belajar parenting merupakan investasi yang baik untuk self-improvement kita dan kemampuan anak-anak kita di kemudian hari. Tetap semangat untuk terus memantaskan diri ya teman-teman, karena anak-anak adalah pondasi kesejahteraan kita di masa depan.

Our children are the rock on which our future will be built, our greatest asset as a nation. They will be the leaders of our country, the creators of our national wealth who care for and protect our people.” – Nelson Mandela

Penulis : Rara Purwandari

Referensi :

  • American Psychological Association. Parenting. Retrieved from https://www.apa.org/topics/parenting.
  • Brown University. Understanding Dysfunctional Relationship Patterns in Your Family. Counseling and Psychological Services. Retrieved from https://www.brown.edu/campus-life/support/counseling-and-psychological-services/dysfunctional-family-relationships.
  • Finders, Díaz, Geldhof, Sektnan, and Rennekamp. (2016). The impact of parenting education on parent and child behaviors: Moderators by income and ethnicity. Children and Youth Services Review, Volume 71, December 2016, (199-209). 10.1016/j.childyouth.2016.11.006.
  • Mani and John (2020). The Need and Importance of Parenting Education. PEARL Multidisciplinary Journal, 6(2), 117-132. Retrieved from http://epearlspcputtur.org/home/category/journal-articles/the-need-and-importance.
  • Mead, S. Whitby School. 6 Compelling Reasons to Take Parenting Classes. Retrieved from https://www.whitbyschool.org/passionforlearning/6-compelling-reasons-to-take-parenting-classes.
  • Mihelic, Mandy & Morawska, Alina & Filus, Ania. (2018). Preparing parents for parenthood: Protocol for a randomized controlled trial of a preventative parenting intervention for expectant parents. BMC Pregnancy and Childbirth. 18. 10.1186/s12884-018-1939-2.
  • Russell, C. C. (2002). The state of knowledge about prevention/early intervention. Toronto, Canada: Invest in Kids Foundation.
  • Tremblay, RE. September 2015. Parenting skills: Synthesis. Encyclopedia on Early Childhood Development [online]. Retrieved from https://www.child-encyclopedia.com/parenting-skills/synthesis.
  • Wilder Research. October 2016. The Benefits of Parenting Education: A Review of the Literature for the Wilder Parent Education Center. Retrieved from https://www.wilder.org/sites/default/files/imports/LitReviewSummary_10-16.pdf.