Apa itu Silent treatment? Bagaimana Mengatasinya?

Photo by unsplash.com/@priscilladupreez

Pernah gak sih kamu mendengar perkataan, “Diam itu emas”? 

Nah, jika kamu pernah mendengar hal tersebut, perlu kamu ketahui bahwa diam itu gak melulu baik, loh! 

Saat ini mungkin masih banyak yang masih mengira bahwa diam itu adalah jalan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah. Misalnya ketika bertengkar, daripada ribut gak jelas orang berpikir lebih baik untuk diam aja. 

Padahal gak seperti itu seharusnya. Memang saat bertengkar entah itu pada pasangan, orang tua dan anak, atau rekan kerja, terkadang membuat kita harus menenangkan diri terlebih dahulu, dengan cara diam dan menjauh. Apalagi rasanya kita sudah lelah, serta capek menghadapi pertengkaran tersebut. 

Namun terus-terusan diam, menolak berbicara, dan berusaha menghindar bukan pilihan dan solusi yang tepat. Tindakan mendiamkan seseorang dikenal sebagai silent treatment

Apa itu silent treatment?

Silent treatment merupakan tindakan menolak berkomunikasi dengan orang lain secara verbal. Jadi seseorang yang melakukan silent treatment adalah seseorang yang menolak dan menghindari komunikasi, bisa dibilang gak mau bicara, gak mau diajak diskusi, atau lain sebagainya yang berhubungan dengan komunikasi. 

Silent treatment dapat terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita yang sedang menjalin hubungan dengan orang lain. Biasanya silent treatment lebih sering terjadi pada sepasang kekasih. 

Kenapa ya seseorang bisa melakukan tindakan silent treatment? 

Silent treatment terjadi bukan tanpa alasan loh, seperti yang kita ketahui bahwa setiap tindakan pasti ada alasan di belakangnya, sama seperti tindakan silent treatment yang dilakukan seseorang. 

Terdapat beberapa alasan dari tindakan seseorang yang melakukan silent treatment, yaitu:

  • Penghindaraan

Dalam beberapa kasus seseorang akan menghindari pembicaraan dengan orang lain dikarenakan gak paham dengan konflik yang terjadi atau ingin menghindari konflik. 

Misalnya, seseorang yang lebih memilih diam daripada harus bertengkar dengan pasangannya karena ingin menghindari pertengkaran. 

  • Komunikasi

Seseorang mungkin gak tau cara untuk mengungkapkan perasaannya, sehingga memilih untuk diam dan berharap orang lain akan mengerti yang dia rasakan.

Misalnya, si A sedang cemburu dan kesal pada pasangannya si B, alasannya karena B like foto Instagram cewe lain. Namun, A lebih memilih untuk diam daripada mengkomunikasikannya. Jadinya B bingung dan merasa bersalah, yang dia aja gak tau salahnya ada di mana. 

  • Hukuman

Kasus ini biasanya ketika seseorang menjadikan tindakan diam sebagai hukuman atau untuk melakukan kontrol pada seseorang. Bahkan, dalam suatu pasangan tindakan silent treatment sebagai trik atau manipulasi untuk mengubah atau mengakhiri suatu hubungan (Williams, 2001). 

Misalnya, saat teman kita mendiamkan kita dan berharap kita dapat mengakui atau mengalah dengan apa yang sudah diperbuat. Hal ini dapat dikatakan dan masuk dalam pelecehan emosional (Emotional abuse).

Bagaimana silent treatment dapat dikatakan mengarah ke pelecehan emosional? 

Terdapat tanda-tanda sebagai berikut: 

  1. Berlangsung secara lama dan sering
  2. Sebagai bentuk hukuman
  3. Berakhir jika ada permintaan meminta maaf
  4. Ada tuntutan perubahan perilaku 

Melihat dari penjelasan sebelumnya, tentu silent treatment dapat berdampak negatif, baik untuk kamu yang menjadi melakukan atau diperlakukan. Apa saja dampaknya? 

Dampak negatif yang diakibatkan oleh tindakan silent treatment:

  1. Mencegah penyelesaian masalah

Silent treatment dapat membuat seseorang untuk tidak dapat menyelesaikan masalahnya, sehingga masalah yang ada tidak selesai-selesai. Bagaimana ingin menyelesaikan masalah jika lawan bicara gak mau berbicara dan terus menghindar? 

  1. Menimbulkan pertengkaran yang semakin besar

Akibat dari menghindari untuk menyelesaikan konflik, dapat berakibat seseorang frustasi sehingga sama-sama saling menarik diri. Lagi-lagi akibatnya masalah tak kunjung usai juga.

  1. Menimbulkan perasaan khawatir pada seseorang yang diperlakukan

Ketika seseorang yang ingin kita ajak berbicara menghindar dan menolak pembicaraan, tentu akan ada timbul rasa kekhawatiran pada diri kita. Kita akan bertanya, “Kira-kira apa kesalahan yang aku perbuat, ya?”, “Apakah dia sangat membenciku? Sampai gak mau berbicara?” dan pemikiran lainnya. Akibatnya kita akan merasa frustasi dikarenakan gak menemukan jawaban. Dikatakan pada penelitian tahun 2021, yang menemukan bahwa orang yang sering merasa diabaikan melaporkan tingkat harga diri, rasa memiliki, dan makna yang lebih rendah dalam hidup mereka. 

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, bahwa silent treatment itu gak baik, bukan?

Hal ini juga menjawab pernyataan, “Diam itu emas” merupakan hal yang gak melulu benar. Dalam hubungan dengan orang lain penting sekali untuk menciptakan komunikasi yang baik. Agar hubungan tersebut dapat berjalan dengan seharusnya. Lantas apa solusi dari masalah ini? Jawabannya adalah KOMUNIKASI.

Photo by unsplash.com/@etienneblg

Solusi mengatasi silent treatment

Komunikasi merupakan kunci hampir di segala permasalahan, apalagi yang berhubungan dengan orang lain. Silent treatment dapat terhindarkan jika kamu dengan pasanganmu misalnya, menciptakan komunikasi yang baik. Bisa dibilang ini persiapan jika suatu saat bertengkar alih-alih mendiamkan dan menolak untuk berbicara, lebih baik berikan sedikit penjelasan awal agar gak terjadi kesalahpahaman. 

Beberapa penelitian mengidentifikasi, jika kita bisa mendengarkan dengan penuh empati, bersama-sama menyelesaikan masalah, dan secara kolektif dalam penyelesaian masalah dapat meningkatkan suatu hubungan ke arah lebih baik. (Driver, Tabares, Shapiro,& Gottman, 2012).

Jika ini terjadi pada seseorang seperti teman, rekan kerja, dan lain sebagainya yang gak bisa kamu kontrol dan diskusikan seperti kepada pasangan. Kamu bisa menggunakan beberapa tips untuk mengatasinya.

Tips menghadapi tindakan silent treatment dari orang lain:

  1. Ungkapkan situasinya

Kamu bisa mengungkapkan situasi yang terjadi bahwa tindakan yang dilakukan itu gak akan menyelesaikan masalah. Namun, pengungkapannya harus dengan kata-kata yang sesuai ya. 

  1. Menggunakan “I Statement

Kamu dapat menggunakan komunikasi yang disebut sebagai “I Statement”, yang merupakan ungkapan perasaan seseorang yang diawali dengan saya. Seperti, “Saya bingung harus melakukan apa dan merasa frustasi, karena kamu gak bisa diajak untuk berbicara”. Sehingga, penjelasan tersebut diharapkan dapat mampu dipahami olehnya. 

  1. Mencoba mendengarkan dan memahami

Saat bertengkar, rasa ingin didengarkan dan dipahami pasti selalu ada. Coba untuk lebih tenang dan mencoba memahami perasaannya. Dengarkan dan simak baik-baik apa dan bagaimana? 

Itulah tips yang dapat Kawan Sejiwa gunakan mencegah dan mengatasi silent treatment. Yuk kita ciptakan komunikasi yang oke dari sekarang. Mulai dari komunikasi dengan orang-orang terdekat atau rekan kerja di kantor. Terdapat banyak beragam komunikasi yang dapat kamu gunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada seperti komunikasi efektif atau asertif. 

Dengan tulisan ini aku harap dapat membantu Kawan Sejiwa untuk hidup lebih sejahtera dengan menciptakan komunikasi yang tepat antara orang-orang yang ada di sekitar kita. 

Kawan Sejiwa bisa menyebarkan hal bermanfaat seperti tulisan ini ke teman-teman atau media sosial kamu, loh! Jangan lupa untuk tag Instagram @sehatjiwa.id

Penulis: Nurul Alya Putri


Referensi:

Rittenour, C. E. & DKK. (2018). Socializing the Silent Treatment: Parent and Adult  

Child Communicated Displeasure, Identification, and Satisfaction. Journal of Family Communication, 1532-7698. https://doi.org/10.1080/15267431.2018.1543187

Pietrangelo, A. (2019, April 30). How to Respond When Someone Gives You the     Silent Treatment. https://www.healthline.com/health/silent-treatment#get-help

Leonard, J. (2020, January 8). Is the silent treatment a form of abuse?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/silent-treatment#summary